Jumat, 30 November 2012

Flowchart Siklus Sistem Akuntansi Perusahaan


NAMA                        : ANGGI SACTYANI
NPM                           : 301.10.832
KELAS                       : 3 DB 17
MATKUL                   : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Flowchart Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi
Secara umum siklus akuntansi dapat kita artikan sebagai langkah-langkah atau proses akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan, mulai dari transaksi sampai penyajian laporan keuangan.

Flowchart siklus akuntansi digambarkan sebagai berikut :


Gambar 1.1 : Siklus Akuntansi
Penjelasan singkat tentang gambar diatas :
Siklus akuntansi akuntansi diawali dari adanya transaksi yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Transaksi juga dijadikan sebagai titik awal untuk memulai proses akuntansi, atau dengan kata lain ada tidaknya akktifitas pencatatan akuntansi sangat bergantung kepada ada tidaknyatransaksi yang dilakukan perusahaan aktifitas transaksi seperti pembelian, penjualan. Selanjutnya transaksi yang dilakukan perusahaan harus memiliki bukti/dokumentasi. Transaksi yang tidak memiliki bukti sebagai dokumentasi tentu tidak dapat dikategorikan sebagai sebuah transaksi.
Bukti transaksi merupakan sarat mutlak untuk mengakui keberadaan dari sebuah transaksi. Langkah selanjutnya dokumentasi dicatatkan (dijurnal) kedalam buku harian. Buku harian ini merupakan catatan untuk merekam transaksi perusahaan pertama kalinya. Dari buku harian diteruskan ke buku besar (diposting). Buku besar digunakan untuk mengklasifisikasikan perkiraan perjenis. Apabila kita belum mendapatkan informasi yang lengkap dalam buku harian tentang mutasi dari sebuah perkiraan, maka dalam buku besar umum ini kita sudah dapat mengetahui mutasi setiap jenis perkiraan. Disamping buku besar umum, pada gambar diatas juga terlihat buku besar pembantu yang digunakan untuk cross check dengan buku besar umum. Buku besar pembantu ini dasar pencatatannya adalah langsung dari bukti asli sehingga daya controlnya terhadap buku besar umum tinggi. Setelah buku besar disiapkan, selanjutnya dibuatkan buku neraca saldo yang digunakan untuk mengkoreksi jika terdapat kekeliruan mulai dari dokumentasi transaksi sampai pada buku besar umum. Buku neraca saldo ini berisi saldo-saldo perkiraan dalam sebuah perusahaan. Setelah neraca saldo disiapkan, maka dibuatkan neraca lajur yang digunakan untuk mempermudah penyajian laporan keuangan dengan berbagai penyesuaian (adjusment) yang dilakukan.
Dari neraca lajur tersebut, dihasilkan laporan keuangan yang terdiri dari lima bagian yakni :
1. Neraca : melaporkan tentang asset, kewajiban dan equity perusahaan.
2. Laba rugi (L/R) : melaporkan tentang hasil usaha perusahaan.
3. Laporan Equity (LE) : melaporkan tentang perubahan dan kondisi equity.
4. Aliran Kas (AK) : melaporkan tentang aliran kas masuk atau keluar.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CLK) : melaporkan tentang penjelasan mengenai semua perkiraan yang tercantum di neraca, laba rugi dan perubahaan equity.
Berikut ini dan selanjutnya akan dibahas bagian-bagian dalam siklus akuntansi secara berurutan menurut siklusnya. Pembahasan di mulai dari siklus akuntansi
Siklus akuntansi merupakan proses pencatatan akuntansi mulai dari dokumentasi sampai penyajian laporan keuangan. Gambar 1.1 diatas merupakan gambar siklus akuntansi mulai dari transaksi sampai dengan penyajian laporan keuangan.
Transaksi merupakan kejadian-kejadian ekonomi dan aktifitas normal yang dilakukan oleh perusahaan dan berkaitan dengan operasi utama perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung pada periode tertentu. Beberapa kata kunci dari pengertian transaksi diatas adalah :
1. Kejadian ekonomi
2. Dilakukan oleh perusahaan
3. Dilakukan dalam rangka kegiatan utama perusahaan
4. Dilakukan pada periode tertentu
Contoh transaksi seperti penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas, dan lain sebagainya. Umumnya setiap transaksi bisnis mempengaruhi paling tidak dus perkiraan. Kejadian ekonomi digambarkan dengan adanya aktifitas-akitifitas yang dilakukan perusahaan baik terkait langsung dengan akktifitas utama maupun bukan.
Periode tertentu yang dimaksud diatas adalah periode 1 tahun. Istilah periode tahunan ada yang disebut dengan tahun takwim dan tahun buku. Tahun takwim adalah periode akuntansi yang berewal tanggal 1 januari dan berakhir tanggal 31 desember pada tahun tertantu. Sedangkan tahun buku adalah periode yang berawal dan berakhirnya selain dari tanggal tahun takwim. Setiap transaksi akan memmpengaruhi beberapa perkiraan dan perkiraan ini tentu sangat penting perannya. Apabila kita ingin membuat kebijakan apakah kita akan melakukan peminjaman uang lagi atau tidak, pastilah kita membutuhkan informasi tentang perkiraan utang. Apabila kita ingin membeli aktiva, pastilah kita membutuhkan informasi perkiraan kas, sehingga kita bisa memutuskan apakah kita beli atau tidak. Tentunya jika kas kita memadai, maka kita kan membeli aktiva secara tunai, atau apabila kas kita tidak mencukupi kita bisa saja membelinya dengan alternative lainnya. Jadi peran sebuah perkiraan sangat penting bagi kita untuk mengambil keputusan perusahaan.
Dokumentasi merupakan bukti transaksi yang dilakukan. Suatu transaksi yang dilakukan tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada bukti otentiknya. Bukti otentik disini tentu dalam bentuk tertulis. Dalam akuntansi bukti lisan dari seseorang tidak dapat dijadikan sebagai sebuah bukti. Contoh bukti dalam praktek sehari-hari sangat banyak, seperti kwitansi, faktur, kertas bon, perjanjian-perjanjian kontrak kerja dan lain sebagainya. Saat ini, kebenaran dari sebuah bukti sering dipertanyakan. Artinya sebuah bukti tertulis selalu saja dapat di”ada”kan namun palsu. Oleh sebab itu standar dari kebenaran yang dimaksudkan dalam akuntansi adalah kebenaran material, bukan kebenaran formal. Bukti yang memiliki kebenaran material adalah bukti tertulis dari transaksi yang benar-benar dilakukan dari sisi jumlah maupun aktifitasnya. Sedangkan kebenaran formal adalah bukti tertulis yang secara pisik ada, namun bukan mewakili kenyataan.
Dokumentasi dari sebuah transaksi wajib di “file” selama minimal 10 tahun. Ini artinya bahwa, sebuah bukti wajib disimpan untuk pertanggungjawaban selama masa waktu 10 tahun. Dengan demikian keberadaan dari sebuah bukti mutlak adanya untuk mewakili bahwa sebuah transaksi memang sudah dilakukan. Dalam siklus akuntansi, dokumentasi ini merupakan bahan pertama kali yang diproses dalam pencatatan akuntansi. Proses pencatatan akuntansi tidak aka nada, jika dokumentasinya tidak ada. Siklus akuntansi yang digambarkan diatas adalah siklus akuntansi konvensional berbasis manual. Apabila proses akuntansi dilakukan dengan berbasis computer maka suklus akuntansi sebagai berikut :

Gambar 1.2. Siklus Akuntansi Berbasis Komputer

Siklus akuntansi berbasis computer diatas, jauh lebih singkat dalam menghasilkan laporan keuangan. Dari semua dokumen sumber teransaksi langsung dicatatkedalam buku harian umum. Khusus untuk dokumen sumber transaksi utang dan piutang, selain langsung dicata kedalam buku harian umum, juga dicatat kedalam buku besar pembantu sebagai buku control terhadap buku besar umum utang dan piutang. Proses selanjutnya setelah dicatakan kedalam buku harian umum adalah memposting semua perkiraan kedalam buku besar umum. Saldo utang dan piutang dalam buku besar umum akan dibandingkan dengan saldo utang dan piutang dalam buku besar pembantu. Proses selanjutnya setelah dari buku besar umum dapat dihasilkan catatan akuntansi berupa neraca saldo dan laporan keuangan. Dengan demikian proses akuntansi berbasis computer jauh lebih singkat dan dapat menghasilkan laporan keuangan. Sedangkan off-line system, proses dijalankan secara bertahap atau dengan kata lain proses menjurnal atau memposting didasarkan pada waktu tertentu.

Rabu, 14 November 2012

Tugas Perilaku Pegawai artikel 2 . Sem 5


Nama  : Anggi Sactyani
Kelas   : 3 DB 17
NPM    : 30110832

Kedisiplinan Karyawan, Tanggung Jawab Seorang HRD


(Vibizmanagement – HR) - Di dalam suatu perusahaan, memang seorang HRD memiliki peranan penting di dalam memajukan karyawannya. Seorang HRD memang adalah seseorang yang juga harus mampu untuk memotivasi karyawannya, namun juga harus mampu untuk mendisiplinkan karyawannya. 

Sebenarnya, tugas seorang HRD itu sama seperti seorang guru, yang membimbing murid-muridnya dengan penuh kasih sayang, namun juga harus bisa bersikap tegas dan juga berani mengambil tindakan ketika karyawannya melakukan kesalahan. Ketegasan seorang HRD dalam menegakkan disiplin dan juga kemampuannya untuk mengembangkan potensi karyawan, memang merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang HRD di dalam menjalankan tugasnya.

Dalam menegakkan kedisiplinan, memang harus dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu, seperti memperhatikan kedisiplinan dalam absensi, kedisiplinan dalam mematuhi peraturan yang ada di kantor, dan juga hal-hal lainnya. Selain itu, tugas seorang HRD harus mampu  untuk menanamkan nilai-nilai perusahaan dengan baik dan benar sampai karyawan memiliki kebanggaan bekerja di dalam perusahaan tersebut.

Mungkin saja, di dalam menegakkan kedisiplinan, seorang HRD tidak selamanya disukai oleh karyawan. Ada kalanya karyawan yang memiliki nilai yang lain tidak menyukai kedisiplinan yang ditanamkan oleh HRD tersebut. Akan tetapi, sama seperti seorang guru, seorang HRD memang harus sanggup menjadi motivator yang tepat untuk perkembangan karyawan, namun disisi lain harus sanggup menjadi orang yang menegakkan disiplin dalam perusahaan tersebut. Karena tujuan perusahaan akan tercapai jika memiliki karyawan yang disiplin dan menjunjung nilai-nilai perusahaan dengan baik


http://management.co.id/journal/index/category/human_resources/637/

Tugas Perilaku Seorang Karyawan artikel 1




Nama   : Anggi Sactyani

Npm    : 30110832

Kelas   : 3 DB 17


Perilaku Kerja Karyawan

PERILAKU KERJA
Yang dimaksud dengan perilaku kerja adalah norma-norma yang melandasi tata krama hubungan antara seorang karyawan dengan pihak lainnya. Pihak-pihak yang berhubungan antara lain:
-Antara karyawan dengan perusahaan
-Antara tugas, wewenang, dan jabatan
-Antara atasan dan bawahan
-Antar Karyawan
Disini akan di jelaskan secara rinci pihak-pihak yang berhubungan tersebut:
*1. Hubungan antara karyawan dengan perusahaan
-Seorang karyawan harus berusaha yang terbaik untuk kepentingan perusahaan, jelasnya bahwa setiap karyawan harus berbuat yang terbaik bagi perusahaan.
-Seorang karyawan harus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk mencapai yang terbaik, yakni kontribusi karyawan tergantung dari kemampuan dan semangat untuk menghasilkan yang terbaik.
-Seorang karyawan harus bersikap achievement oriented yaitu pencapaian orientasi target dalam kerja.
-Seorang karyawan harus bertingkah laku yang baik dan menghindari hal-hal yang mencemarkan nama baik perusahaan.
*2. Hubungan antara tugas, wewenang, dan jabatan
-Seorang karyawan harus mempunyai rasa tanggung jawab dalam menggunakan wewenang dan jabatan agar tidak merugikan perusahaan, rekan kerja, orang lain dan dirinya sendiri.
-Jangan menyalah gunakan wewenang demi kepentingan pribadi, atau mendahulukan atau memihak kelompok-kelompok tertentu.
-Jangan mengungkapkan data atau strategi perusahaan yang bersifat rahasia kepada pihak-pihak yang tidak berhak mengetahuinya yang dapat menyebabkan kelangsungan hidup perusahaan terancam.
*3. Hubungan antara atasan dan bawahan
-Bawahan harus bersikap hormat pada atasannya, dengan kata lain penghormatan bawahan terhadap atasannya semata-mata atas pertimbangan wewenang, tanggung jawab dan wibawa.
-Garis tanggung jawab adalah dari bawah keatas, yakni bawahan bertanggung jawab kepada atasan dan atasan mempertanggung jawabkan bawahannya.
-Seorang karyawan jangan membohongi, menyembunyikan data atau dengan sengaja berusaha menyesatkan atasannya untuk hal-hal yang ada kaitannya dengan perusahaan. Atasan yang tidak mendapat informasi, atau mendapat informasi yang salah berakibat kesimpulan dan keputusan yang salah pula, yang pada akhirnya menyebabkan kerugian perusahaan.
-Atasan harus bersifat mendidik dan memberi pengarahan kepada bawahannya, sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan unjuk kerja dan sikap kerja, karena kemajuan anak buah merupakan tanggung jawab atasannya.
-Seorang atasan harus menjadi panutan bagi bawahannya, tingkah laku atasan harus mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh bawahannya.
*4. Hubungan antar karyawan
-Saling menghargai dan membina semangat kerjasama yakni dengan saling menghargai karena persamaan harkat dan martabat dan membina kerjasama kerena semua karyawan bekerja dalam team yaitu perusahaan.
-Menghindari tindakan ketidak harmonisan, pertentangan dan keresahan diantara karyawan.
Demikian ulasan dari etika kerja karyawan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

sumber : http://hasyimibrahim.wordpress.com/2010/02/12/pedoman-etika-kerja-karyawan/